Surat Untukmu Sahabat

Hai sahabatku
yang kini merantau ke antah berantah
bagamanakah detik-detik ini kau jalani??
Seindah mimpi kita saat itu kah??
Sudahkah langkahmu mendekati angan dan citamu??

Berbagai cerita telah ku lalui
aku mulai terlatih dengan asam garam ini
Hatiku telah makin tegar
meski terpa badai makin menggila

Namun terkadang
di saat waktu mengalir lambat di malam hari
Aku duduk termenung di teras ini
Menatap indahnya rembulan di sana
Dengan kenangan yang terus berputar tak kenal lelah
mungkin aku di sini bersama kawan-kawan baru
Tetapi separuh jiwaku masih terlena bersama dirimu
Tidakkah engkau juga??

Meski sekarang takdir kita telah berbeda
Tetapi aku tetap aku yang dulu
Aku yang membekas di relung hatimu
hanya makin terbekali pengalaman syahdu
Hatiku masih seperti dulu
dengan canda tawa dan duka lara
saat aku bersamamu

Dengan perpisah, pertemuan menjadi berarti
Perpisahan membuat pertemuan kita
menjadi sebuah rantai kenangan
mungkin hanya sekedar kenangan sepele
Namun membekas dalam
terukir di dalam nurani ini
bahkan terkadang mengiris miris
meninggalkan jejak rindu
perpisahan pula yang akan membuat
pertemuan kita nanti ada
Dan menjadi lebih dari hanya sekedar berarti

kisah-kisahku akan ku simpan
karna jalan kita belum bersimpangan
kelak saat keberhasilan telah kau raih
Temui aku bersama sejarah kepahlawananmu
Dan akan ku bawakan melankoli tiap langkahku
atau kan ku hampiri dirimu
ketika aku ingin beristirahat sejenak
dari petualangan liarku

Apakah kau juga menantikan persimpangan jalan itu??
Aku menunggumu di sana, hai kawanku, yang tak terlupakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar